Minggu, 31 Oktober 2010

Penetapan Reaksi Tanah(pH)

bro.....
neh adalah secuil laporan praktikum kimia dan kesuburan........


I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Reaksi tanah menunjukkan sifat kemasaman atau alkalinitas tanah yang dinyatakan dengan nilai pH. Nilai pH menunjukkan konsentrasi ion hidrogen (H+) di dalam larutan tanah. Makin tinggi kadar ion H+ di dalam tanah, semakin masam tanah tersebut. Pada tanah-tanah yang masam jumlah ion H+ lebih tinggi daripada OH-, sedang tanah alkalis kandungan OH- lebih banyak daripada H+ dan bila konsentrasi H+ sama dengan OH- tanah bereaksi netral yaitu mempunyai pH netral.

pH tanah merupakan salah satu faktor yang cukup berpengaruh dalam keberhasilan budidaya tanaman. sebab pH menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman. dimana unsur hara akan diserap oleh akar tanaman pada pH yang berkisar netral. Namun perlu dipahami bahwa terdapat sebagian tanaman yang mempunyai daya toleransi yang bagus pada yang berkisar alkalis ataupun masam.

Reaksi tanah akan mempengaruhi ketersediaan unsur hara bagi tanaman. dimana pada pH tanah kurang dari 6,0 maka ketersediaan unsur-unsur P, K, S, Ca, Mg, dan Mo menurun dengan drastis. Pada pH netral yang berkisar 6,5- 7,5 maka unsur hara tersedia dalam jumlah optimum, dan pada pH tanah lebih besar dari 8,0 akan menyebabkan unsur-unsur N, Fe, Mn, Cu, dan Zn ketersediannya sangat sedikit.

Berdasarkan uraian tersebut maka dianggap untuk melaksanakan praktikum penetapan reaksi tanah (pH).

1.2 Tujuan dan Kegunaan

Tujuan dari praktikum penetapan reaksi tanah (pH) ini adalah untuk mengetahui nilai pH H2O dan pH KCl tanah alfisol.

Kegunaan dari praktikum penetapan reaksi tanah (pH) adalah memberikan informasi mengenai pH pada jenis-jenis tanah dalam menentukan suatu komoditas yang dapat dikembangkan pada tanah tersebut.


II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tanah Alfisol

Berdasarkan atas horison-horison penciri dan sifat-sifat penciri lain maka tanah didunia ini dapat dikelompokkan kedalam beberapa ordo. Salah satu ordo tanah menurut sistem taksonomi tanah itu adalah tanah alfisol. Tanah alfisol merupakan tanah-tanah dimana terdapat penimbunan liat di horison bawah (= horison argilik) dan mempunyai kejenuhan basa ( berdasar jumlah kation) tinggi yaitu lebih dari 35% pada kedalaman 180 cm dari pemukaan tanah. Liat yang tertimbun di horison bawah ini berasal dari horison di atasnya dan tercuci ke bawah bersama dengan gerakan air. Tanah ini dulu termasuk tanah Mediteran Merah Kuning sebagian. Latososl, kadang-kadang juga Podzolik Merah Kuning ( Hardjowigeno, 2007).

Tanah Alfisol kebanyakan dijumpai di daerah beriklim sedang, tetapi dapat pula ditemukan di daerah tropika dan sub tropika terutama tempat-tempat dengan tingkat pelapukan sedang. Alfisol merupakan tanah yang subur, banyak digunakan untuk pertanian, rumput ternak atau hutan. Tanah ini mempunyai kejenuhan basa tinggi, kapasitas tukar kation tinggi, cadangan unsur tinggi selain itu bahaya erosi perlu diperhatikan karena pada saat horison argilik muncul di permukaan tanah menjadi kurang baik /Liat terlalu tinggi (Sarief, 1986).

Jenis tanah ini tersebar secara luas di Indonesia. Tanah iinipun disebutkan sebagaioi tanah yang termasuk tanah subur bersama dengan tanah Incepptisol, Entisol, dan Vertisol. Dan sebagian tanah ini telah diusahakan oleh manusia. Meskipun tanah ini termasuk tanah yang cukupp subur, tetapi dalam peningkatan produksi masih diperlukan usaha-usaha intensifikasi antara lain pemupukan dan pemeliharaan tanah dan tanaman yang sebaik-baiknya (Hardjowigeno, 2007).

2.2. pH Tanah

pH adalah tingakat keasaman atau kebasa-an suatu benda yang diukur dengan menggunakan skala pH antara 0 hingga 14. Sifat asam mempunyai pH antara 0 hingga 7 dan sifat basa mempunyai nilai pH 7 hingga 14. Sebagai contoh, jus jeruk dan air aki mempunyai pH antara 0 hingga 7, sedangkan air laut dan cairan pemutih mempunyai sifat basa (yang juga di sebut sebagai alkaline) dengan nilai pH 7 – 14. Air murni adalah netral atau mempunyai nilai pH 7 (Anonima,2010)

Menurut Sarief (1986), pH secara umum dibagi kedalam tiga keadaan, yaitu reaksi tanah masam, reaksi tanah netral, dan reaksi tanah basa atau alkali. Reaksi tanah ini secara umum dinyatakan dengan pH tanah berkisar 0 – 14, sedangkan untuk pertanian pH ini berkisar antara 4 – 9. Pengetahuan mengenai reaksi tanah (pH) ini penting sekali karena banyak dipertimbangkan dalam pemupukan, pengapuran, dan perbaikan keadaan kimia dan fisik tanah. Adapun tabel standar internasional (SI) dalam penentuan pH tanah khususnya dalam bidang pertanian adalah sebagai berikut:

Kriteria pH Interval Kriteria pH Interval
Paling Masam  4,0 Netral 6,5 – 7,5
Sangat Masam 4,0 – 4,5 Agak Basa 7,5 – 8,5
Asam 4,5 – 5,5 Basa 8,5 – 9,0
Agak Asam 5,5 – 6,5 Sangat Basa  9,0

Konsentrasi H+ dan OH- di dalam tanah sebenarnya sangat kecil. Sebagai contoh tanah yang bereaksi netral kandingaan ion H+ adalh sebanyak 1/ 10.000.000 mole per liter atau 10-7 mole per liter. Nilai pH berkisar 0-14 dengan pH 7 disebut netral sedang pH kurang dari 7 disebut masam dan pH lebih dari 7 disebut alkalis (Hardjowigeno, 2007).

Ada 2 metode yang paling umum digunakan untuk pengukuran pH tanah yaitu kertas lakmus dan pH meter. Kertas lakmus sering di gunakan di lapangan untuk mempercepat pengukuran pH. Penggunaan metode ini di perlukan keahlian pengalaman untuk menghindari kesalahan.Lebih akurat dan secara luas di gunakan adalah penggunaan pH meter, yang sangat banyak di gunakan di laboratorium. Walaupun pH tanah merupakan indikator tunggal yang sangat baik untuk kemasaman tanah, tetapi nilai pH tidak bisa menunjukkan berapa kebutuhan kapur. Kebutuhan kapur merupakan jumlah kapur pertanian yang dibutuhkan untuk mempertahankan variasi pH yang di inginkan untuk sistem pertanian yang digunakan (Anonimb,2010).

Pentingnya pH adalah menentukan mudah tidaknya unsur-unsur hara diserap tanaman. pada umumnya unsur hara mudah disserap akar tanaman pada pH tanah sekitar netral, karena pada pH tersebut kebanyakan unsur hara mudah larut dalam air. Pada tanah masam unsur P tidak dapat diserap tanaman karena diikat (difiksasi) oleh Al, sedang pada tanah alkalis unsur P juga tidak dapat diserap tanaman karena difiksasi oleh Ca (Hardjowigeno, 2007).

Selain itu Hardjowigeno (2007) menambahkan bahwa pH tanah menunjukkan kemungkinan adanya unsur-unsur beracun. Pada tanah-tanah masam banyak ditemukan ion-ion Al di dalam tanah, yang kecuali memfiksasi unsur P juga merupakan racun bagi tanaman. pada reaksi tanah yang masam, unsur mikro juga mudah larut, sehingga unsur mikro ditemukan lebih banyak dan berpotensi menjadi toksik bila dalam keadaan over.



sorry, untuk lengkapnya download di link bawah ini

penetapan reaksi tanah.rtf

tp,
dikoreksi yah klo bermasalah............

wkwkwkwkwkwkkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwkwwkwkwkwkwkkwkwkwkwkwkwkwkw

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gejala Kelebihan unsur hara tanaman (Toksisitas unsur hara tanaman)

Toksisitas adalah suatu keadaan yang menandakan adanya efek toksik/racun yang terdapat pada bahan sebagai sediaan single dose atau campuran...