Sabtu, 07 April 2012

Eksotisme Gunung Nona (Buttu Kabobong) di Enrekang - Sulawesi Selatan

Sekilas teringat sebuah pengalaman di SMA. Ketika itu masih dikelas dua, Aku mengikuti kursus bahasa Inggris, Mapato English Course nama kursus itu. Sebenarnya aku adalah orang yang sering menghindar bahkan terkadang mencoba lari dari kelas ketika pelajaran Bahasa Inggris tiba. Bahkan lebih memilih mengurung diri di kos atau menikmati segelas kopi di warung sekolah.

Bad behavior tersebut sirna ketika aku mendengar tentang asyiknya pengalaman tiga orang teman kelas yang kembali dari meeting dengan tourist yang singgah di Resting Bambapuang melepas lelah menikmati eksotisnya Gunung Nona, warga setempat menyebutnya dengan Buttu Kabobong. Aku pun tertantang untuk mencari tahu bagaimana mereka bisa meeting dengan bule-bule dari Spain, Italy, France atau negeri Eropa umumnya dan Amerika Serikat.

Lebih bersemangat lagi ketika Harun Setiawan, Rahmawati Mastura dan Jaslianti Ahmad memperlihatkan foto-foto kenangan dari beberapa tourist dalam handphone mereka. Hasrat untuk merasakan juga asyiknya pengalaman mereka semakin menggelora. Ibarat angin segar yang bertiup sehingga semangat dalam belajar pun berhembus. Sebagai bekal untuk bisa berfoto ataupun berbincang-bincang dengan bule-bule aku ikuti kursus itu. Dan hasilnya masih terasa sampai sekarang. Hehehe

Jadwal kursus saat itu adalah dua kali dalam seminggu dan sekali meeting dengan tourist di Gunung Nona. Terkadang study tour ke Tana Toraja sekaligus menikmati pesona pernik budaya. Dan pada dasarnya tourist yang menuju Tana Toraja sebagian besar memilih melepas lelah di Buttu Kabobong. pada saat itulah moment kami untuk mengasah dan implementasi materi kursus yang diperoleh selama dua kali seminggu tersebut.

Diawali dengan mohon restu kepada pemilik resting Bambapuang untuk latihan conversation dengan para pengunjung, dan kemudian izin dengan para guide tourist. Dan hanya senyum dari mereka ketika kami memohon izin untuk belajar kosa kata percakapan pertanda mengiyakan dengan prasyarat selama tidak mengganggu ketenangan mereka. Dan sebagian besar guide tersebut bahkan membantu kami dalam perkenalan awal kepada para tourist.

Excuse me, Sir? Do you speak English?” terkadang pula “ can you speak English sir? adalah kalimat awal ketika ingin memulai percakapan dengan mereka. Dan senyum mereka sambil membalas dengan kalimat “ Yes” ataupun “ yes a little” sebagian pula dari mereka langsung membalas dengan No ataupun “I’m sorry, I’m tired” dan sebagian pula langsung mengabadikan pesona eksotisme Buttu Kabobong dengan kamera mereka.

Terkadang pula kami mencoba mengalihkan dan menarik perhatian mereka dengan mengutip salam-salam dalam bahasa mereka seperti” Guten Tag artinya selamat siang pada Deutsch”. Kalimat “arigatoo” ketika kami melihat tourist yang bermata sipit- Japan. Sebagian dari mereka langsung melirik kearah kami bahkan ada yang langsung mendekati kami dan melanjutkan dengan bertanya lebih akrab kepada kami dalam bahasa mereka.

Hanya senyum yang mampu kami balaskan dan tingkah kaget dari kami sambil membalas mereka dengan kalimat” I’m sorry, I just know that sir” dan pada saat itu tradisi salam perkenalan kami dimulai dengan” do you speak English?” ketika mereka menimpali dengan “yes” ataupun “ yes , a little” maka kami lanjutkan dengan berbincang lebih jauh lagi. jajajajaja trik sobat! untuk menarik perhatian. jejejeje

Disela-sela asyiknya percakapan dengan mereka salah satu yang sering mereka pertanyakan dengan kami adalah nama Gunung yang menjadi background di resting Bambapuang itu. Dengan lantang kami menyebutnya dengan Buttu Kabobong, ataupun Gunung Nona dan atau Erotic Mountain sesuai dengan nama yang tertera di depan resting ini.

Di Resting ini dengan pesona alam yang indah, terdapat kalimat yang kurang lebih bertuliskan (mohon maaf kalau tulisan ini salah, karena itu ketika aku masih di SMA-5 tahun yang lalu, itupun ketika resting itu belum di renovasi, belum semegah dengan bangunan sekarang ) “dangke adalah makanan khas Indonesia”. Dan sebagian pula dari para tourist tersebut mempertanyakan makna kalimat tersebut terutama tourist dari German yang mempunyai salah satu kosa kata yang hampir sama yakni “Danke” artinya adalah terima kasih.

Kata yang hampir sama “Dangke” dan “Danke” tetapi mempunyai makna yang jelas beda. Dangke adalah makanan khas yang terbuat dari susu sapi ataupun kerbau yang segar dan kemudian dimasak sampai waktu tertentu dan kemudian dikentalkan dengan menggunakan getah papaya. Makanan yang mempunyai penampilan bahkan tekstur mirip dengan tahu, dapat di olah kembali namun lebih nikmatnya bila di konsumsi langsung karena cita rasa dari susunya yang khas. Sedangkan “Danke” dalam bahasa jerman artinya terima kasih. Hmmm, mungkin bisa dikaitkan juga yea dengan kalimat” ich danke Ihnen für die Dangke servieren“ arti bebasnya mungkin “Terima Kasih Atas sajian Dangkenya“. Tertarik? Atau ingin menikmati pesona alam Buttu Kabobong sambil speaking dengan para tourist? Jawabnya Visit Sout Sulawesi di Enrekang!

Sejuta rasa asyik yang aku rasakan ketika meeting dengan para bule-bule. Bahkan salah satu yang masih tersisa itu adalah gambar di samping ini. Foto ini adalah salah satunya yang tersisa dari meeting. Oh iya ada juga yang sempat komunikasi sampai sekarang. Yang awalnya aku mengirim kabar melalui surat ketika masih di SMA. Dan pada saat di Makassar untuk mengenyam pendidikan dunia internet mulai aku sentuh, aku teringat dengan secuil kertas alamat yang ditinggalkan salah satu dari tourist dulu dalam binder ku. Aku mengirimkan pesan melalui email. Dan sekitar dua hari aku terima balasannya. Hingga sekarang masih berkomunikasi melalui facebook. Namanya Manuel Lao. Kalau sahabat blogger ingin berteman juga silahkan di add saja, semoga di confirm juga. Jajajajaja.

Sejuta rasa asyik tersebut juga karena pesonamu Buttu Kabobong, karena eksotismu Gunung Nona, dan karena You’re amazing the Erotic Mountain. Dan setiap kali aku melintas di depanmu, setiap itu pula aku teringat sejuta rasa itu. Dan berfikir dapat kembali ke masa itu. I just wanna say” thanks so much Gunung Nona!, Terima kasih Buttu Kabobong!”

Semoga Tulisan ini bermanfaat, Let’s visit South Sulawesi! I’ll be there for you!
Salam blogger!JAJAJAJA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Gejala Kelebihan unsur hara tanaman (Toksisitas unsur hara tanaman)

Toksisitas adalah suatu keadaan yang menandakan adanya efek toksik/racun yang terdapat pada bahan sebagai sediaan single dose atau campuran...