Pengambilan keputusan merupakan bagian manajemen seorang eksekutor dan itu merupakan tugas utama oleh seorang eksekutor. Pengambilan keputusan merupakan proses memilih sebuah alternatif yang sesuai dengan situasi dan tujuan yang diharapakn diantara beberapa pilihan keputusan yang ada. pastinya bahwa dalam pengambilan keputusan tersebut aka melewati unsur-unsur prosedur yang relevan dengan tujuan organisasi seperti identifikasi masalaha, klarifikasi tujuan-tujuan khusus yang akan dicapai, analisis setiap kemungkinan yang akan timbul dan sintesis hingga akhirnya sampai kepada penetapan keputusan yang dipilih dan pastinya ini berdasarkan pada fakta dan nilai.
Namun, sebagai salah satu eksekutor pengambil keputusan terkadang kita harus berhadapann dengan beberapa alternatif dan konsekuensi. bahwa diantara beberapa keputusan yang hendak ditetapkan akan ada beberapa alternatif atau beberapa kemungkinan untuk dipilih. dan itu diantara beberapa alternatif itu memiliki perbedaan satu sama lain dan pastinya setiap alternatif itu mempunyai konsekuensi masing-masing pula. dan tidak jarang pula akan menimbulkan pro dna kontra dalam tubuh organisasi.
Setiap keputusan yang dipilih tidak menutup kemungkinan membawa convenience bagi anggota organisasi dan membawa pula efek unconvevience bagi elemen lain. ini adalah salah satu tantang bagi seorang eksekutor lembaga. terkadang kita harus peka dengan situasi keputusan yang tidak memuaskan bagi anggota lain dan apresiasi untuk keputusan yang memuaskan bagi elemen lembaga lainnya pula.
Penetapan keputusan yang visioner dan strategik adalah hal yang urgen dimiliki oleh seorang eksekutor. dan harus membutuhkan beberapa strategi tertemtu. sebagai analogi, dalam bulan april sebelumnya publik Indonesia dikelabui dengan problematika kenaikan BBM dan itu mengundang amarah setiap elemen publik. para legislatif disibukkan dengan alternatif keputusan antara menaikkan BBM dengan analisis beberapa konsekuensi yang terjadi jika BBM memang dinaikkan. dan atau tidak menaikkan harga BBM dengan beberapa konsekuensi pula. dan pada akhirnya hanya tiba pada keputusan yakni penundaan kenaikan BBM. penetapan keputusan tersebut pun kemudian menimbulkan efek kepuasan bagi elemen lain bahwa BBM tidak jadi naik jadi kemungkinan harga sembako misalnya juga tidak naik dan sebagian berefek pada ketidakpuasaan bahwa keputusan itu ibarat BOM WAKTU yang tinggal menunggu wakttu kapan melahap mangsanya.
Analogi tersebut mengisyaratkan bahwa pengambilan keputusan yang strategik dan visioner memang mutlak diperlukan dengan beberapa konsekuensi yang akan terjadi dari beberapa alternatif keputusan yang tersedia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar