Sabtu, 30 Juni 2012

Kearifan Lokal Paling Indonesia; Tameng adaptif perkembangan zaman

Saya pernah bertemu dengan salah satu tourist dari Spain ketika masih di SMA, 5 tahun silam. Moment tersebut aku alami saat mengikuti les Bahasa Inggris serta praktek meeting setiap minggu sore di Resting Gunung Nona. Saya melihat tourist itu menikmati secangkir kopi sambil menikmati indahnya panorama Gunung Nona- orang lokal menyebutnya Buttu Kabobong.  Saya bertanya kenapa ia memilih Indonesia sebagai tujuan wisatanya dan dari mana menemukan informasi tentang Indonesia.

Alangkah terharunya saat dia mengatakan tertarik mengunjungi Indonesia karena mempunyai pesona alam dan budaya yang Indah. Dia melanjutkan ceritanya bahwa Indonesia adalah negara yang unik dengan segudang panorama alam yang menakjubkan dan menyebutkan beberapa tempat yang telah dikunjunginya seperti Taman Laut Bunaken, Toraja dan Bali. Tempat-tempat tersebut diketahuinya dari internet. Lebih terharunya lagi ketika ia mengatakan telah mengunjungi indonesia sebanyak 4 kali dan bertanya dengan lafaz bahasa Indonesia yang kaku “Siapa nama kamu?” meskipun hanya kalimat itu dan “ Selamat sore” yang bisa dia mengerti.

Perasaan kagum padanya muncul. Sungguh ada orang asing yang telah berkunjung ke beberapa lokasi di negeri ini dan menyapa dalam bahasa indonesia. sedangkan saya, bahkan Bunaken saja pada saat itu baru saya tahu bahwa objek itu mempunyai panorama laut yang indah melalui dia. Komunikasi dengan tourist yang telah saya temui selama les bahasa inggris silam masih terjalin bahkan saya meminta mereka untuk mengunjungi kembali negeri ini. salah satunya adalah Manuel Lao dari Barcelona, Spain. Suatu kebanggaan terlahir sebagai bangsa Indonesia yang dikagumi bangsa lain.

Lalu bagaimana dengan kita? Sudahkah kita bangga dan kagum dengan bangsa sendiri? Bangsa lain saja kagum akan bangsa kita. Mungkin, Kita sering instrospeksi diri tentang kondisi bangsa ini dan membandingkan dengan bangsa lain. Mengapa bangsa lain sangat maju? Mengapa mereka mempunyai fasilitas yang lebih modern? Mengapa saya terlahir di bangsa ini? Sebuah refleksi kecil bagi kita menuntun ke mindset paling Indonesia.

Paling Indonesia dimaknai dengan jiwa heroik yakni perilaku bangga dan kagum terhadap bangsa sendiri. Bahwa mereka bisa maju dengan fasilitas yang modern dan lifestyle yang makmur karena jiwa heroik mereka. Mereka mungkin telah melaluii masa seperti kondisi kita sekarang. Bangkit dan kerja keras menuntun mereka mencapai kehidupan seperti itu. Dan ini yang sering kita tidak sadari sebagai perilaku paling Indonesia. Kerja keras dan bangga pada bangsa sendiri.

Mengapa banyak bangsa asing yang tertarik datang ke indonesia bahkan kedatangan mereka sudah dimulai sebelum kita merdeka. Karena mereka kagum pada negara ini yang mempunyai kekayaan beranekaragam dan budaya yang sangat menarik. Sejumlah potensi dengan khas paling indonesia seperti lansekap alam yang memukau dari Sabang sampai Merauke. Suatu karakter yang paling Indonesia dengan segudang sumber daya melimpah yang masih banyak belum terjamah. Meskipun demikian, selama jangka waktu yang lama mereka mengeruk sumber daya kita. Kita tetap bersyukur, karena dengan mereka kita bisa mengenal komoditi utama perdagangan internasional. Sebagai contoh, kopi yang diperkenalkan pada masa penjajahan di abad 17. Hingga kini komoditi ini menjadi ciri khas paling indonesia. Menjadikan Indonesia sebagai salah satu produsen kopi terbesar di dunia dengan cita rasa yang khas, Paling Indonesia.

Sebagai negara agraris dengan sejumlah produksi yang disegani di dunia Internasional. Mungkin kita baru sadar kalau selama ini biji kakao yang kita ekspor, konon hanya tiga biji saja yang diolah menjadi sebatang gery chocolatos. Corak yang paling Indonesia, sebagai penghasil Kakao terbesar di dunia setelah Pantai Gading dan Ghana, Selain itu, Bahkan di China ada sebuah warung kopi dengan beberapa barista yang menyuguhkan kopi Indonesia. Toko barista tersebut pun diberi nama dengan Toraja Coffee. Salah satu produsen kopi terbaik di dunia dan prestasi yang paling Indonesia lagi sebagai corak agraris adalah penghasil Crude Palm Oil (CPO) terbesar di dunia mengalahkan Malaysia.

Kearifan Lokal paling Indonesia

Khasanah ke-Bhinnekaan sebagai karakteristik sangat berharga yang dimiliki bangsa ini. Ragam pesona budaya yang tersebar dari Sumatera hingga Papua, dari beraneka suku, agama, ras yang mendiami beribu pulau dipersatukan oleh perairan, bahasa dan perasaan senasib sebagai bangsa Indonesia. Bhinneka Tunggal Ika, Berbeda tetapi tetap satu dengan diversifikasi kearifan lokal yang besar. sebuah karakteristik paling Indonesia.

Budaya Gotong Royong adalah kearifan lokal yang paling Indonesia. budaya ini adalah ciri khas utama bangsa ini melekat di hampir semua elemen bangsa indonesia. Manifestasinya terjabarkan dalam acara-acara yang akan dilaksanakan oleh masyarakat. Misalnya dalam acara pernikahan, pembangunan fasilitas umum seperti tempat ibadah, jalan ataupun gotong royong di sawah. Bahkan kata ini sudah terejahwantahkan dalam prinsip masyarakat Tana Toraja “ Mesa’ Kada di Potuo, Pantan Kada di Pomate”. diterapkan dalam upacara Rambu Solo' ataupun Rambu Tuka' dan prinsip ini menjadi koleksi kekayaan budaya paling Indonesia.

Kearifan lokal lain yang menjadi karakteristik paling Indonesia adalah Musyawarah Mufakat. Budaya ini adalah budaya klasik yang sudah sangat lama diterapkan oleh bangsa ini. bahkan sejak zaman kerajaan di nusantara, musyawarah mufakat digunakan oleh Raja Goa Tallo dengan beberapa pabbicara buta (penasehat) kerajaan untuk menetapkan keputusan kerajaan misalnya jadwal tanam padi. Musyawarah mufakat ini dalam budaya orang Sulawesi disebut pula dengan Tudang sipulung. Dalam perkembangannya digunakan sampai kepada penyelesaian masalah yang krusial dan penentuan keputusan yang strategis untuk diimplementasikan.

Rasa Malu dan saling menghormati adalah kearifan lokal sangat mahal yang dimiliki bangsa ini. Menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang mudah dengan menundukkan badan sambil menjulurkan tangan kebawah ketika melewati kerumunan orang dan malu untuk melakukan kesalahan adalah cerminan karakteristik paling Indonesia. Yang dalam bahasa orang Sulawesi menyebutnya budaya Tabe’ dan budaya siri’.

Akan tetapi kearifan-kearifan lokal tersebut perlahan mengalami pergeseran bahkan terkikis seirama pesatnya perkembangan teknologi dan komunikasi. Bahkan untuk acara penguburan keluarga saja gotong royong sirna dengan membayar orang lain. Padahal dulu ketika ada yang meninggal semua berbondong untuk menguburkan keluarga. Dulu untuk mengolah sawah dilakukan dengan menggunakan tenaga hewan secara Gotong royong , namun dengan teknologi yang semakin maju, budaya kita terasimilasi dengan jiwa individualisme dan salah satu efeknya adalah terjadinya impor daging sapi karena sapi tergantikan total dengan mesin dan polusi lahan pertanian yang berefek pada munculnya beberapa spesies hama dan penyakit tanaman.

Budaya Musyawarah mufakat perlahan luntur dengan ego individualis seirama perkembangan zaman. Budaya Tabe' dan Siri' mulai pudar, bahkan yang kita sering temukan seorang anak menggertak orang tua, atau bahkan melecehkan orang tua sendiri. Korupsi, Kolusi dan Nepotisme semakin tak terbendung bahkan dalam menyelesaikannya semakin berbelit-belit karena budaya Tabe' dan Siri' untuk bermaksiat semakin pudar. Dan seharusnya yang terjadi dengan perkembangan teknologi tersebut adalah jiwa sosial semakin erat karena efektivitas dan efisiensi kerja semakin tinggi. budaya Korupsi, Kolusi dan Nepotisme akan hilang karena siapa yang melakukannya akan terekam dalam kamera teknologi yang semakin modern. Budaya Musyawarah mufakat semakin terjalin karena meskipun tidak sempat hadir dilokasi musyawarah, kita tetap bisa melangsungkan jalannya musyawarah dengan teknologi 3G misalnya. Entah sistem kita yang bermasalah dan kontra dengan perkembangan zaman ataukah kita yang belum mampu menghadapinya?


Anugerah terindah paling Indonesia

Ditengah lahan sumber daya melimpah ini, yang oleh mantan presiden Gus Dur mangatakan bahwa hanya dengan sumber daya perairan saja sudah cukup untuk memberi makan bangsa ini, seharusnya mengantarkan kita kepada kemandirian bangsa. Dengan berbekal kearifan lokal yang kuat, kita mampu mengolah kekayaan bangsa ini. namun, yang terjadi justru kontradiktif. Bayangkan sebuah negara dengan luas perairan lebih besar daripada daratan, terkadang kita menghadapi krisis air bersih dan banjir di musim hujan, apa lagi di musim kemarau krisis air semakin besar. sedangkan di negara lain dengan luas daratan yang lebih kecil bahkan ketinggian dibawah permukaan laut, mampu melakukan ekspor tanaman. sebutlah Belanda, dengan ekspor tanaman tulipnya. Lansekap alam yang asri nan hijau justru membawa petaka bagi bangsa ini dengan tanah longsor ataupun bencana alam lainnya.

Jika sebelumnya populasi flora dan fauna paling Indonesia sangat beragam. Hingga kita menyandang sebagai negara dengan plasma nutfah terkaya didunia. Namun biodiversity tersebut perlahan terkikis seirama perkembangan zaman. Sebelumnya kita adalah eksportir daging sapi, akan tetapi untuk memenuhi kebutuhan bangsa saat ini harus impor dari Australia. Kemanakah sirnanya semua itu?

Tameng Adaptif Perkembangan Zaman

“Itulah Indonesia!” sebuah ekspresi ketika kita melihat fenomena penyelasaian masalah yang berbelit-belit dan tak berujung di bangsa ini, ataukah ekspresi dengan fenomena demonstrasi ricuh yang anarkis dan mengganggu ketertiban. Sebuah mindset keliru yang harus kita ubah dengan retoris “itukah Indonesia?”. Apalagi menghadapai roda perjalanan zaman yang semakin kompleks, dibutuhkan perangkat kreatif yang tetap mencerminkan kekhasan paling Indonesia. Ditengah arus globalisasi yang semakin merajelala yang memungkinkam asimilasi dan lunturnya budaya kita. Perangkat yang dimaksud adalah tetap memupuk karakterisitik paling indonesia tersebut dan mengadaptasikan dengan tuntutan zaman. Sehingga apa yang menjadi pertanyaan menggelitik ketika kita refleksi diri tentang bangsa kita akan menambah jiwa heroik terhadap bangsa. Bahwa kita terlahir di bangsa yang telah dianugerahkan sumber daya yang kaya, terlahir dengan anugerah beragam kearifan lokal paling Indonesia.

Mengikuti perkembangan zaman diibaratkan dengan Gasing yang sedang berputar. Gasing tersebut dapat berputar karena mempunyai satu titik sebagai acuan berputar kesembarang arah. Titik acuan pada gasing tersebut kita analogikan dengan kearifan lokal sebagai suatu karakteristik superior yang dimiliki bangsa ini. Gasing tersebut berputar dengan baik karena memiliki titik acuan yang baik. begitu halnya dengan kearifan lokal yang kita miliki, jika fondasi kearifan lokal tersebut kuat maka arah perkembangan zaman dapat kita hadapi dengan mulus.

Hal tersebut dilakukan dengan perilaku bangga akan bangsa sendiri, menjaga dan memupuk kearifan lokal yang dimiliki sejak lama seperti Gotong Royong dan Musyawarah mufakat dalam menyelesaikan problem serta budaya Tabe' dan Siri' yang saling menghormati. Dengan demikian, Rasa puas dan eksistensi bangsa bisa diraih. Sehingga yang muncul ketika kita bertanya mengapa bangsa kita seperti ini, mengapa saya lahir dinegeri adalah perasaan sangsi dan muncul gejolak untuk berubah dan maju dengan gema kamilah bangsa indonesia.

Memupuk kearifan lokal adalah tameng yang adaptif untuk mengikuti perkembangan zaman. karakter bangsa seperti Gotong Royong, Musyawarah mufakat dan Rasa Malu dan saling menghormati yang kuat akan membawa pada kekuatan superior dalam menghadapi perkembangan zaman. Apa yang menjadi problem bangsa akan pudar dengan kearifan lokal yang kuat, karena Gotong Royong dengan menggunakan tenaga mesin semakin meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja dan persatuan bangsa, karena musyawarah mufakat ditengah teknologi 3G tetap berjalan meskipun tidak mampu bertatap muka akan tetap terjaga dan semakin kuat, karena budaya Malu dan saling menghormati yang kuat orang malu untuk bermaksiat seperti korupsi, kolusi dan nepotisme karena segala aktivitas kita dipantau oleh teknologi. Dengan kearifan lokal yang kita miliki, maka segala potensi sumber daya sebagai anugerah yang diberikan Tuhan akan terjamah dengan baik, dieksplorasi dengan mulia, bukan dengan eksploitasi besar-besar yang berefek pada ketidakseimbangan ekologi indonesia. koleksi kearifan lokal paling Indonesia sebagai tameng adaptif perkembangan zaman.

Menutup tulisan ini, saya ingin mengucapkan Selamat dan Sukses atas 17 tahun Anniversary Telkomsel. Inovasi dan komitmen paling indonesia dari telkomsel seperti pendidikan dan pemberdayaan masyarakat serta pelestarian lingkungan adalah perilaku paling Indonesia yang harus dijaga. selamat ulang tahun ke 17 telkomsel!


3 komentar:

  1. Semanagat mengindonesiakan indonesia...
    semangat Indonesia!!
    salam anak negeri

    mengundang blogger Indonesia hadir di
    Lounge Event Tempat Makan Favorit Blogger+ Indonesia

    Salam Spirit Blogger Indonesia

    BalasHapus
  2. Saya lihat budaya gotong royong sudah mulai luntur dalam masyarakat kita, terutama di perkotaan. Kalau di desa2, masih keliatan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya bro,,,,,
      di desa masih keliatan juga bro... keliatan lunturnya hehehe,,
      dan ini adalah celah yang besar untuk globalisasi, semoga yang qta harapkan adalah akulturasi budaya ukan asimilasi budaya qta. bahwa kearifan lokal senjata utama globalisasi... Okkee

      Hapus

Gejala Kelebihan unsur hara tanaman (Toksisitas unsur hara tanaman)

Toksisitas adalah suatu keadaan yang menandakan adanya efek toksik/racun yang terdapat pada bahan sebagai sediaan single dose atau campuran...