Nitrogen merupakan nutrisi (hara) yang paling cepat mengalami proses metabolisme dalam jaringan tumbuhan dan paling cepat menurun jumlahnya khusunnya pada lahan-lahan pertanian intensif. Dengan demikian maka pemupukan nitrogen pada lahan pertanian intensif sangat penting dalam upaya perbaikan produksi dan produktivitas tanaman. Nitrogen merupakan nutrisi (hara) mineral esensil yang paling banyak dimanfaatkan dalam praktek pertanian yang diberikan dalam bentuk pupuk. Nitrogen merupakan unsur penyusun asam amino, proten, asam nuklet, enzim dan sebagainya.
Pengakuan pentingnya nitrogen pada tanaman ditulis pada awal tahun 1660-andan 1670-an yang menunjukkan pentingnya sendawa (potasium nitrat) bagi tanaman. Akumulasi sendawa memperbaiki kesuburan tanah dan kualitas penyimpanan gula dalam tanaman (1,3).
Penemuan nitrogen sebagai nutrisi esensial sering diidentikkan dengan de Saussure (1-3), dimana pada tahun 1804 nitrogen diakui merupakan unsur penting bagi tanaman, dan terutama diperoleh dari tanah. De Saussure mencatat bahwa tanaman menyerap nitrogen dalam bentuk nitrat dan bahan mineral lainnya dari larutan tanah. Ilmuwan lain waktu itu percaya bahwa nitrogen dalam nutrisi tanaman berasal dari udara. Liebig (1-3) menulis pada tahun 1840-an, pada saat ia membanta teori humus (konsep bahwa tanaman mendapatkan karbon dari humus tanah, bukan dari udara), bahwa tanaman membutuhkan air, karbon dioksida, amonia, dan abu sebagai konstituen. Liebig mendukung teori bahwa nitrogen tanaman diperoleh dari udara sebagai ammonium. Tanaman akan menyerap amonia dari udara pada konsentrasi rendah, tetapi udara mengandung sejumlah substansial amoniak yang dibutuhkan untuk nutrisi tanaman.
Konsep nitrogen diperoleh dari udara atau dari bahan organik tanah dibanta pada pertengahan tahun 1800-an, yang ditunjukkan bahwa hasil panen meningkat sebagai hasil dari pemupukan melalui tanah. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa variasi pupuk nitrogen menghasilkan evektifitas yang berbeda dalam mendukung produksi tanaman dan penggunaan kalium nitrat sebagai pupuk sering lebih baik dari pada garam amonium. Studi dengan menggunakan media steril dan system budidaya hirofonik menunjukkan bahwa tanaman dapat memanfaatkan nitrat atau amonium tergantung pada spesies dan kondisi media tumbuhnya. Pada saat ini banyak penelitian dilakukan dengan menggunakan pupuk organik dan gas amonia dari gas batu bara yang hemat biaya. Melaui pengembangan proses Haber (1909) untuk sintesis amonia dari gas hidrogen dan nitrogen, penggunaan amonia bisa dibuat lebih murah dan mengarah ke pengembangan industri pupuk nitrogen.
Sumber: Nutrisi tanaman, Penulis Ir. Nasaruddin, Ms- Dosen Nutrisi Tanaman Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar